Rabu, 30 September 2015

PEMBELAJARAN SEJARAH

pendapat Sartono Kartodirdjo, 1982: 86) tentang fungsi pengajaran sejarah, yaitu:
 
1) untuk membangkitkan minat kepada sejarah tanah
airnya;
2) untuk mendapatkan inspirasi dari sejarah, baik dari kisah-kisah kepahlawanan baik peristiwa-peristiwa yang merupakan tragedi nasional; 3) memberi pola berpikir ke arah berpikir secara rasional, kritis, dan empiris; dan 4) mengembangkan sikap mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
 
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi . bahwa  mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
(1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan  sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
(
2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah  dan metodologi keilmuan
(3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau
(4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang
(5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

Pendidikan atau pengajaran sejarah, selain bertugas memberikan pengetahuan sejarah (kognitif), tetapi juga untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsanya (afektif). 
 
pemikiran Sartono Kartodirdjo (1982 : 86), yang mengungkapkan bahwa:“Apabila sejarah hendak tetap berfungsi dalam pendidikan, maka harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi sosial dewasa ini. Jika studi sejarah terbatas pada pengetahuan fakta-fakta, akan menjadi steril dan mematikan segala minat terhadap sejarah”.
Ahmad Syafii Maarif mengatakan bahwa, “pembelajaran sejarah yang terlalu mengedepankan aspek kognitif, tidak akan banyak pengaruhnya dalam rangka memantapkan apa yang sering disebut sebagai jati diri dan kepribadian bangsa” (Ahmad Syafii Maarif, 1995 : 1).

PETA KABUPATEN KETAPANG


Selasa, 29 September 2015