REVISI TAKSONOMI BLOOM
Sekitar tahun 1990 murid Benjamin
Bloom yaitu Lorin Anderson dan David Krathwohl merevisi Taksonomi Bloom pada
domain kognitif dan revisinya diterbitkan tahun 2001.
Kunci perubahan ini terutama terkait
dengan termonologi. Menurut Anderson dan Krathwohl istilah knowledge, comprehension,
application dan selanjutnya tidak menggambarkan penerapan hasil belajar.
Oleh karena itu mengusulkan penggunaan terminologi berbentuk gerund yaitu remembering (ingatan), understanding
(pemahaman) , applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan creation (penciptaan) dan seterusnya.
Terminology ini lebih menggambarkan kompetensi secara spesifik. Istilah
knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan. Berbeda dengan remembering yang bermakna ingatan; kata
ini memiliki arti sebuah kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan
kegiatan membaca, mendengar, melakukan dan sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan
istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan tingkat kompetensi dan
menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu creation. Anderson dan Krathwohl
berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan
akumulasi dari kelima kompetensi lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan
kompetensi tersebut di puncak piramida domain kognirif tapi mengubah istilah
menjadi creation (penciptaan).
Deskripsi dan kata kunci setiap
kategori dapat dilihat dalam table di bawawh.
KATEGORI
|
KATA KUNCI
|
Remembering (ingatan): can the student recall or remember the information?
Dapatkah peserta didik mengucapkan atau mengingat informasi?
|
Menyebutkan
definisi, menirukan ucapan, menyatakan susunan, mengucapkan, mengulang,
menyatakan
|
Understanding (pemahaman): Dapatkah peserta didik menjelaskan konsep, prinsip,
hokum atau prosedur?
|
mengelompokkan,
menggambarkan, menjelaskan identifikasi, menempatkan, melaporkan,
menjelaskan, menerjemahkan, pharaprase.
|
Applying: Dapatkah
peserta didik menerapkan pemahamannya dalam situasi baru?
|
memilih,
mendemonstrasikan, memerankan, menggunakan, mengilustrasikan,
menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat sketsa, memecahkan masalah,
menulis
|
Analyzing: Dapatkah
peserata didik memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan dan kesamaannya?
|
mengkaji,
membandingkan, mengkontraskan, membedakan, melakukan deskriminasi,
memisahkan, menguji, melakukan experiment, mempertanyakan.
|
Evaluating: Dapatkah
peserta didik menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah fenomena atau objek
tertentu?
|
Member
argumentasi, mempertahankan, menyatakan, memilih, member dukungan, memberi
penilaian, melakukan evaluasi
|
Creating: Dapatkah
peserta didik menciptakan sebuah benda atau pendangan?
|
merakit,
menggubah, membangun, mencipta, merancang, mendirkan, merumuskan, menulis.
|
Dalam
taksonomoi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam
taksonomi Anderseon dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi
pertama adalah Knowledge Dimension
(dimensi pengetahuan) dan Cognitive
Process Dimension (dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Andrson
dan Krathwohl dapat digambarkan dengan table berikut.
Dimensi Pengetahuan
|
The Cognitive Process Dimension
|
|||||
Ingatan
|
Pemahaman
|
Penerapan
|
Analisis
|
Penialaian
|
Penciptaan
|
|
Pengetahuan Faktual
|
Membuat daftar
|
Merangkum
|
mengelompokkan
|
Menyusun
|
Mengurutkan
|
Menggabungkan
|
Pengetahuan Konseptual
|
menggambarkan
|
Menafsirkan
|
Mencoba
|
Menjelaskan
|
Menguji
|
Merencanakan
|
Pengetahuan Prosedural
|
Membuat table data
|
Memprediksi
|
Menghitung
|
Membedakan
|
Menyimpulkan
|
Menyusun
|
Meta-Kognisi
|
Menerapkan dengan tepat
|
Melakukan
|
membangun
|
menerima
|
melakukan
|
mengaktualisasi
|
Keterangan
1. Factual Knowledge
(Pengetahuan factual): pengetahuan berbentuk fakta seperti nama, nomor, jumlah,
tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki Hajar Dewantara,
jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan sebagainya.
2. Conceptual knowledge (Pengetahuan konseptual): pengetahuan berbentuk konsep, hukum, dan
prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan
sejenisnya.
3. Procedural Knolwledge (Pengetahuan procedural): pengetahuan berbentuk cara melakukan sesuatu.
Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur menerbangkan pesawat
terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.
4. Meta-cognition Knowledge (Pengetahuan metakognisi): sering
disebut a process of thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses
kognisi dan strategi terkait dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk
meningklatkan hasil belajar. Juga sering diartikan sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic awareness) yang timbul karena
pengetahuan dan kemampuan melakukan pengendalian (control) dan memanipulasi proses kognitif. Contoh, seorang peserta
didik menyadari bahwa gaya belajar yang dimilikinya adalah visual, maka dia
memilih video pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan hasil
belajarnya.
Para ahli di
Iowa State University malah membuat ilustrasi dengan
grafik berdimensi tiga seperti berikut. Dalam grafik disamping terlihat
balok-balok yang menunjukkan tingakatan kompetensi. Pengetahuan factual (factual knowledge) pada dimensi ingatan (remembering) ingatan menujukkan
tingkat kognisi paling randah, dan meta-kognisi (meta cognition knowledge) pada dimensi kreasi (creation) menunjukkan tingkatan kompetensi paling tinggi.
Berdasarkan
ilustrasi-ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa taksonomi revisi
menggambarkan kometensi hasil belajar lebih rinci dan komprehensif. Ada baiknya
taksonomi ini mulai dipahami secara mendalam dan diaplikasikan dalam perumusan
tujuan pembelajaran. Diharapkan hasil belajar sampai tingkat tertinggi yaitu
kreasi. Hal ini akan mengarahkan pembelajaran kepada kegiatan-kegiatan nyata
yang yang bermakna . Jangan sampai pembelajaran terus menerus sepertisekarang
yang miskin dengan bukti nyata hasil belajar. Kedepan diharapkan para peserta
diuji kelulusannya tidak hanya berdasarkan nilai ujian tulis melainkan dari
produk yanag dihasilkan.
Sumber ilustrasi: Bloom’s Taxonomy: The 21st Century Version, Education
Technology and Mobile Learning: A Resource of Free Educational Web Tool and
Mobile App for Education
Tidak ada komentar:
Posting Komentar